12.11.07

Catatan Kecil Si Output

Saat kuliah, saya tidak sengaja mendengar pernyataan kontroversial (tidak se-ekstrem itu juga...) yang keluar dari mulut dosen di depan kelas. Sebenarnya masalah seperti ini sudah jamak dibicarakan sejak dulu, namun entah mengapa kali ini saya merasa tertantang mengeluarkan pendapat saya sendiri. Dosen itu kira-kira mengatakan, "Semangat dan kualitas mahasiswa sekarang sudah jauh berkurang bila dibandingkan dengan mahasiswa dulu."

Mahasiswa dulu yang dimaksud sepertinya mengacu pada mahasiswa seangkatan dosen tersebut. Apakah benar begitu? Kalau masalah kepintaran, nilai, atau semacamnya sepertinya memang sulit dibuktikan, tetapi saya ingin menyoroti "hasil kerja" mereka. Apakah dengan semangat dan kualitas mahasiswa dulu itu, mereka sampai bisa mengubah negara ke dalam kondisi yang lebih baik. Pada kenyataannya bukankah pemerintah korup sejak jaman orba adalah output dari mereka semua? Yang lucu adalah saat kemarin saya melihat berita tentang kasus penjualan kapal tangker yang dianggap tidak transparan, ternyata beberapa tersangkanya adalah lulusan ITB jaman dulu. Apakah semangat dan kualitas yang dimaksud adalah 'semangat' korup dan mengutamakan 'kualitas' hidup (kekayaan)?

Mungkin tidak adil kalau saya hanya melihat contoh-contoh buruk lulusan terdahulu tanpa melihat contoh yang baiknya. Namun pernyataan dosen tersebut juga cenderung meng-generalisasi-kan mahasiswa sekarang berdasarkan contoh-contoh buruknya saja. Dan walaupun 'semangat' dan 'kualitas' mahasiswa yang dulu tetap dipertahankan, apakah bisa kita memperbaiki hasil ulah raja-raja tua yang berkuasa dahulu, yang meninggalkan banyak pekerjaan rumah berupa tumpukan hutang dan budaya korupsi? Atau malahan kita kembali meneruskan 'pekerjaan kotor' mereka dan berharap generasi mendatang akan memperbaikinya sambil terus menerus mencela generasi mendatang tersebut (seperti yang terjadi sekarang)?

Generasi sekarang mungkin bisa dibilang lebih buruk; tetapi keluaran seperti apa yang bisa diharapkan dari pendidikan yang dipenuhi korupsi dan teladan buruk disana-sini? Apakah mereka berharap keadaan seperti di sinetron hidayah, yang walaupun bapak pemabuk ibu penjudi tetapi bisa punya anak yang super duper soleh (yang kemudian berusaha menyadarkan orang tua-nya, walaupun ceritanya sering diakhiri dengan kematian mengenaskan si antagonis -biasanya mati ditabrak mobil-)?! Input yang buruk sangat memungkinkan output yang buruk. Dan siapakah input yang buruk itu? "Mereka"!? Mudah-mudahan output yang buruk itu bukan ANDA...