'orang bilang tanah kita tanah surga... tongkat kayu dan batu ditanam jadi tanaman...'. Mungkin di beberapa liriknya ada yang ngawur (hehe..), tapi mungkin pada tau lagu apa yang sebenarnya gw maksudkan disini.
Lagu ini memang ditujukan sebagai rasa syukur kita yang dikaruniai negara yang gemah ripah loh jinawi, yang alamnya kaya, yang penduduknya diharapkan ikut menikmati kekayaan yang melimpah ruah. Ironisnya, bila kita nyanyikan lagu ini sekarang, lagu ini malah seperti sebuah ejekan dan sindiran. Mengapa di atas 'tanah surga' ini, keadaan yang jamak dilihat adalah kemiskinan, kelaparan, dan kebodohan? Negara ini tak ubahnya 'neraka' yang bertanahkan 'surga'. Apa yang salah pada negara ini??
Mungkin kalau mengingat kembali pelajaran sejarah yang dulu kita terima, ada beberapa fakta menarik yang menggelitik gw. Biasanya negara, kerajaan, atau kota yang banyak menerima tantanganlah yang malah lebih maju daripada daerah lain yang lebih makmur kondisi lingkungannya.
Kita ambil contoh negara seperti jepang yang mendapatkan tantangan berupa gempa dan tanah yang tidak terlalu luas. Karena adanya gempa tiap tahun, orang jepang selalu berpikir untuk terus mengembangkan teknologi tahan gempa. Salah satu alasan mengapa rumah-rumah di jepang biasanya hanya terbuat dari kayu dan berdinding kertas adalah agar selamat bila diterjang gempa. Akibat tak langsung dari hal ini adalah orang jepang jadi terbiasa apabila menerima berbagai rintangan yang biasanya dicari solusinya melalui teknologi. teknologi jugalah yang juga menyiasati produktivitas pertanian dari lahan yang sangat sempit di jepang. Pola pikir yang tidak manja dan pantang menyerah inilah yang pada akhirnya memajukan bangsa jepang hingga menjadi negara yang 'kuat' seperti sekarang.
Singapura juga bisa menjadi contoh yang sangat baik. dari sebuah negara yang tadinya tak berharga, kotor, dan kecil menjadi sebuah negara yang kekayaannya jauh melebihi Indonesia. betapa ironis bahwa singapura lebih sering disinggahi, lebih maju, dan lebih teratur daripada kota-kota pelabuhan di Indonesia. Pusat belanja, belajar, dan kesehatan juga lebih terpusat pada negara kota ini daripada negara kita sendiri (banyak kasusnya orang-orang kaya indonesia kalau berobat pasti akan pergi ke Singapura _padahal menurut gw mutu pelayanan kesehatan kita tidak 'kalah sejauh itu'). Bahkan, pernah Singapura mengimpor pasir ilegal dari Indonesia.
Harus diakui 'kita sudah jauh tertinggal bila dibandingkan dengan negara-negara tadi'! Apa yang salah pada negara ini??
Kalau gw disuruh berpendapat, gw pikir masalahnya berada pada pola pikir yang salah dalam mayoritas orang Indonesia. Orang kita sudah terlanjur terlena terhadap karunia yang melimpah di Indonesia. Banyak yang menjadi manja apabila menghadapi sebuah rintangan di depannya. yang ada, malah kebanyakan berupa keluh kesah terhadap kenyataan dan cenderung saling menyalahkan terhadap sekitarnya. Padahal, dalam kenyataannya Allah SWT memberikan rintangan kepada kita dengan sebuah hikmah didalamnya. Dari contoh dua negara di atas bisa dilihat, bahwa justru rintangan dan tantanganlah yang turut andil dalam memajukan negara tersebut. Kini saatnya kita menjadi lebih berani dalam menghadapi rintangan dan cobaan demi kemajuan diri kita sendiri!!
Perlu diketahui juga bahwa "Allah SWT tidak mungkin memberikan cobaan kepada seserorang, yang orang itu sendiri tidak mampu menghadapinya"
Selalu berpikir positif terhadap semua cobaan yang kita terima !!!
Lagu ini memang ditujukan sebagai rasa syukur kita yang dikaruniai negara yang gemah ripah loh jinawi, yang alamnya kaya, yang penduduknya diharapkan ikut menikmati kekayaan yang melimpah ruah. Ironisnya, bila kita nyanyikan lagu ini sekarang, lagu ini malah seperti sebuah ejekan dan sindiran. Mengapa di atas 'tanah surga' ini, keadaan yang jamak dilihat adalah kemiskinan, kelaparan, dan kebodohan? Negara ini tak ubahnya 'neraka' yang bertanahkan 'surga'. Apa yang salah pada negara ini??
Mungkin kalau mengingat kembali pelajaran sejarah yang dulu kita terima, ada beberapa fakta menarik yang menggelitik gw. Biasanya negara, kerajaan, atau kota yang banyak menerima tantanganlah yang malah lebih maju daripada daerah lain yang lebih makmur kondisi lingkungannya.
Kita ambil contoh negara seperti jepang yang mendapatkan tantangan berupa gempa dan tanah yang tidak terlalu luas. Karena adanya gempa tiap tahun, orang jepang selalu berpikir untuk terus mengembangkan teknologi tahan gempa. Salah satu alasan mengapa rumah-rumah di jepang biasanya hanya terbuat dari kayu dan berdinding kertas adalah agar selamat bila diterjang gempa. Akibat tak langsung dari hal ini adalah orang jepang jadi terbiasa apabila menerima berbagai rintangan yang biasanya dicari solusinya melalui teknologi. teknologi jugalah yang juga menyiasati produktivitas pertanian dari lahan yang sangat sempit di jepang. Pola pikir yang tidak manja dan pantang menyerah inilah yang pada akhirnya memajukan bangsa jepang hingga menjadi negara yang 'kuat' seperti sekarang.
Singapura juga bisa menjadi contoh yang sangat baik. dari sebuah negara yang tadinya tak berharga, kotor, dan kecil menjadi sebuah negara yang kekayaannya jauh melebihi Indonesia. betapa ironis bahwa singapura lebih sering disinggahi, lebih maju, dan lebih teratur daripada kota-kota pelabuhan di Indonesia. Pusat belanja, belajar, dan kesehatan juga lebih terpusat pada negara kota ini daripada negara kita sendiri (banyak kasusnya orang-orang kaya indonesia kalau berobat pasti akan pergi ke Singapura _padahal menurut gw mutu pelayanan kesehatan kita tidak 'kalah sejauh itu'). Bahkan, pernah Singapura mengimpor pasir ilegal dari Indonesia.
Harus diakui 'kita sudah jauh tertinggal bila dibandingkan dengan negara-negara tadi'! Apa yang salah pada negara ini??
Kalau gw disuruh berpendapat, gw pikir masalahnya berada pada pola pikir yang salah dalam mayoritas orang Indonesia. Orang kita sudah terlanjur terlena terhadap karunia yang melimpah di Indonesia. Banyak yang menjadi manja apabila menghadapi sebuah rintangan di depannya. yang ada, malah kebanyakan berupa keluh kesah terhadap kenyataan dan cenderung saling menyalahkan terhadap sekitarnya. Padahal, dalam kenyataannya Allah SWT memberikan rintangan kepada kita dengan sebuah hikmah didalamnya. Dari contoh dua negara di atas bisa dilihat, bahwa justru rintangan dan tantanganlah yang turut andil dalam memajukan negara tersebut. Kini saatnya kita menjadi lebih berani dalam menghadapi rintangan dan cobaan demi kemajuan diri kita sendiri!!
Perlu diketahui juga bahwa "Allah SWT tidak mungkin memberikan cobaan kepada seserorang, yang orang itu sendiri tidak mampu menghadapinya"
Selalu berpikir positif terhadap semua cobaan yang kita terima !!!